Hanacaraka Aksara Jawa | |
---|---|
![]() | |
Jenis | Abugida |
Bahasa yang dituturkan | Jawa |
Masa digunakan | sekitar abad ke-16 hingga sekarang |
Silsilah | Proto-Canaanite alphabet
|
Aksara serumpun | Bali Batak Baybayin Buhid Hanunó'o Lontara Sunda Kuno Rencong Rejang Tagbanwa |
Baris Unicode | U+A980–U+A9DF |
ISO 15924 | Java |
Perhatian: Halaman ini mungkin memuat simbol-simbol fonetis IPA menggunakan Unicode. |
Hanacaraka
Bentuk hanacaraka yang sekarang dipakai (modern) sudah tetap sejak masa
Kesultanan Mataram (abad ke-17) tetapi bentuk cetaknya baru muncul pada
abad ke-19.Aksara ini adalah modifikasi dari aksara Kawi dan merupakan
abugida. Hal ini bisa dilihat dengan struktur masing-masing huruf yang paling
tidak mewakili dua buah huruf (aksara) dalam huruf latin. Sebagai contoh
aksara Ha yang mewakili dua huruf yakni H dan A, dan merupakan satu
suku kata yang utuh bila dibandingkan dengan kata "hari". Aksara Na yang
mewakili dua huruf, yakni N dan A, dan merupakan satu suku kata yang utuh
bila dibandingkan dengan kata "nabi". Dengan demikian, terdapat penyingkatan
cacah huruf dalam suatu penulisan kata apabila dibandingkan dengan
penulisan aksara Latin.Hanacaraka atau dikenal dengan nama carakan atau
cacarakan (bahasa Sunda) adalah aksara turunan aksara Brahmi yang
digunakan atau pernah digunakan untuk penulisan naskah-naskah
berbahasa Jawa, bahasa Madura, bahasa Melayu(Pasar), bahasa Sunda,
bahasa Bali, dan bahasa Sasak.
Ehmm.. dadhi pengen sinau aksara Jawa...
BalasHapus